Ekspor kopi robusta selama bulan Oktober 2015 melalui pelabuhan Panjang Lampung sekitar 35.434 metrik ton dengan nilai sekitar 61.0 juta dollar Amerika Serikat, pada periode ini ekspor turun sekitar 4,4% jika dibandingkan dengan periode September tahun 2015 dimana pada bulan September 2015 ekspor kopi sebesar 37.069 metrik ton dengan nilai sekitar 63,96 juta dollar Amerika Serikat.


 "Jumlah ekspor pada bulan Oktober 2015 ini meningkat drastis 32,0% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya". Pada bulan Oktober tahun sebelumnya volume ekspor kopi Lampung sebanyak 26.838 metrik ton. Turunnya ekspor pada bulan Oktober ini karena banyak eksportir yang telah memenuhi kontraknya baik oleh eksporter asing maupun local yang ada di Bandar Lampung. Selain itu musim kopi di Lampung dan sekitarnya sudah berakhir dan stok yang ada di petani pun hanya tinggal sedikit, sehingga eksportir tidak berani membuat kontrak baru untuk tahun ini. Sebagian besar ekspor kopi dari lampung ditujukan ke Negara-negara kawasan Eropa dan sisanya ke negara Amerika , Asia dan Afrika.

Ekspor kopi Lampung bukan hanya berasal dari Lampung saja tetapi juga dipasok oleh kopi yang berasal dari Sumatera Selatan dan Bengkulu dan sebagian lagi ada yang berasal dari Jambi yang merupakan daerah produksi kopi untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Diperkirakan ekspor kopi dari Lampung akan terus menurun mengingat ketiga karena di wilayah sumatera bagian selatan, Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu yang merupakan basis kopi robusta di Indonesia telah selesai panen kopi.

Lampung sendiri merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Indonesia dengan produksi rata-rata 120.000 -140.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 163.670 hektare. Produktivitas kopi Lampung 890 kg/ha dengan sentra produksi di Kabupaten Lampung Barat (62.570 ha). Tanggamus (53.897 ha) serta tersebar di Kabupaten Way Kanan 21.458 ha, Lampung Utara 20.412 Ha, dan sisanya tersebar di kabupaten lain.

Sementara Sumatera Selatan sendiri rata-rata produksinya sekitar 120.000 – 130.000 ton dengan luas area sekitar 209.952 Ha yang tersebar di 5 kabupaten yang merupakan penghasil kopi tersebesar di Sumatera Selatan yaitu: OKU Selatan, Empat Lawang, Lahat, Pagar Alam dan Muara Enim, dengan produksi rata-rata sekitar 750 kg/Ha.

Serta propinsi Bengkulu dengan  rata-rata produksinya sekitar 65.000 – 70.000 ton dengan luas area sekitar 103.291 Ha yang tersebar di kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, Seluma dan Bengkulu Selatan dengan produktivitas kopi Bengkulu sekitar 690 kg/Ha. Untuk saat ini kisaran harga kopi di tingkat petani masih kisaran Rp 21.000 - Rp 21.5000.
Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

0 komentar:

Post a Comment